Senin, 21 Oktober 2013

tugas demografi bab 4 dan 5, mustofa hamdi PMI 5


Gilang Adhitya Putra_KPI1A_tugas6_metode metode sosiologi


METODE SOSIOLOGI

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentu saja menggunakan metode ilmiah dalam memahami dan mengerti sebuah masyarakat dan dalam hubungan-hubungan antar manusia.metode penelitian seperti yang di kemukakan oleh Paul B. Horton antara lain:

Yumaretsa Ridwan KPI 1A_tugas 6 sosiologi_Metode Sosiologi

Metode Sosiologi

Metodelogi dalam sosiologi adalah cara kerja dalam mengkaji objek kajian sosiologi. Metode Ilmiah adalah merumuskan masalah melalui observasi (pengamatan) terhadap gejala-gejala terhadap objek kajian ilmu itu sendiri. Setelah menentukan rumusan masalah yang akan diajukan kemudian dilakukan analisis terhadap rumusan masalah tersebut melalui kerangka pemikiran untuk mendapatkan hipotesis. Selanjutnya dilakukan langkah pembuktian ilmiah atas hipotesis ini melaalui data-data realitas sosial. Adapun mekanisme kerja ilmiah dalam sosiologi terbagi dalam 4 metode, yaitu:

1.      Metode kualitatif dan kuantitatif yaitu metode kerja ilmiah yang menggunakan bahan atau informasi yang nantinya diuji berdasarkan tingkat kualitas data. Metode ini juga dikenal dengan istilah metode historis dan metode komparatif. Metode historis artinya setiap analisis ilmiah dari segala atas objek kajian sosiologi lebih menekankan pada analisis peristiwa –peristiwa sosial untuk kemudian dirumuskan kedalam prinsip-prinsip umum. Metode komparatif yaitu membandingkan antara bermacam-macam masyarakat dan bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan, persamaan dan sebabnya.

2.      Metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah metode ilmiah yang mempelajari suatu gejala secara khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih luas. Metode deduktif adalah metode ilmiah yang dimulai dari merumuskan kaidah-kaidah secara umum.

3.      Metode impiris dan rasional. Metode empiris adalah metode ilmiah yang menyandarkan diri kepada keadaan-keadaan yang ada di dalam masyarakat. Dalam sosiologi modern, metode ini dilakukan melaluai penelitian-penelitian yaitu dengan cara mempelajari suatu masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak tentang suatu masalah. Metode rasionalis yaitu jenis metode yang mengutamakan pada logika pemikiran untuk mencapai penegrtian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.

4.      Metode fungsionalis adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyrakat. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.


Sumber:

Soyomukti Nurani. 2000. Pengantar Sosiologi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta

Sumber-sumber Data Kependudukan/Demografi

Bab IV

Sumber-sumber Data Kependudukan/Demografi

Oleh: Rizka Arfeinia (1111054000002)

Pengembangan Masyarakat Islam-5

1. Sejarah Sensus Penduduk 

      Sensus penduduk pada mulanya mempunyai tujuan seperti yang telah disebut di muka, sejak abad ke-19 telah banyak berubah baik dalam cakupan yang menjadi lebih luas dan ruang lingkup pemanfaatan yang makin meluas pula. Berbagai aspek telah dimasukkan dalam daftar pertanyaan sensus seperti migrasi, karakteristik ekonomi, fertilitas dan mengenai berbagai karakteristik penduduk yang penting yang pada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah, dan warga masyarakat pada umumnya.

      Sensus penduduk dalam paham moderen mungkin sering sekali untuk pertama kali dilakukan di quebec atau Kanada, perancis pada tahun 1666. Sedangkan di Swedia mulai dilaksanakan pada tahun 1749, amerika serikat tahun 1970, dan inggris pada tahun 1801. Pelaksanaan sensus penduduk di Iggris membawa pengaruh pula pada negreri-negeri jajahanannya. Di Indonesia umpamanya, Raffles pada masa pemerintahannya yang singkat sempat melakukan perhitungan jumlah penduduk di Jawa pada tahun 1815 yang telah dikemukakkan sebelumnya. Di India Sensus baru mulai dilaksanakan pada tahun 1881. Banyak negeri dari apa yang disebut "New World" memulai pencacahan sejak tahun-tahun permulaan negeri yang bersangkutan di tempati. Di Australia (New South Wales), sensus mulai dilaksanakan pada tahun-tahun permulaan negeri yang bersangkutan ditempati. Di Australia (New South Wales) sensus mulai dilaksanakan 30.000 jiwa. Catatan paling lengkap di Eropa sebelum abad ke-19 dapat dijumpai di negeri-negeri skandinavia seperti Norwegia, Swedia, Denmark, Islandia dan Finlandia.

     Menarik untuk dikemukakan bahwa, sampai permulaan abad ke-20 kurang dari 20 persen penduduk bumi yang dicakup oleh sensus. Dalam tahun-tahun 1950-1953, sensus penduduk telah dilakukan di 41 negeri yang berdaulat dan juga di sejumlah negeri yang belum berdaulat. Antara tahun 1945-1953 hampir 60 persen penduduk dunia dicakup sensus. Sampai tahun 1960 jumlah penduduk bumi yang telah dihitung melalui sensus kira-kira mencapai 90 persen. Kebanyakan dari penduduk yang belum di jamaah oleh sensus adalah penduduk dari beberapa negara di Afrika. Jumlah negeri yang melaksanakan sensus penduduk sekitar 1960. Yang tergolong kategori di Asia antaranya Birma, Srilanka, Korea Utara, Afganistan, Cina daratan, Pakistan, Iran dan Irak.

2. Kriteria Modern dari Sensus

Istilah sensus dalam paham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencangkup wilayah suatu negara. Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang atau rumah tangga. Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan pakaian suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga. Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dappat dilakukan dengan sistem de jure atau de facto , atau kombinasi dari keduanya. Sistem de jure berarti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap. Sedangkan dengan sistem de facto pencacahan dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus. Kadang-kadang untuk kelompok-kelompok tertentu dikenakan perhitungan de facto seperti terhadap anak buah kapal, sementara terhadap penduduk lainnya dikenakan perhitungan de Jure. Berikut ini dijelaskan secara singkat ciri-ciri utama tersebut:

1. Kesponsoran

Suatu sensus penduduk nasional resmi disponsori dan diselenggarakan oleh pemerintah tingkat pusat (pemerintahan nasional), walaupun kadang-kadang bekerja sama dengan pemerintah tingkat profinsi dan lokal.

2. Teritorial yang terdefinisi dengan jelas

Cakupan teritorial pelaksanaan suatu sensus haruslah dengan definisi yang jelas.

3. Universalitas

Tiap anggota komunitas dalam cakupan sensus harus termasuk dalam cakuoan pencacahan tanpa ada yang ketinggalan atau terjadi duplikasi.

4. Simultanitas 

Jumlah penduduk yang dicacah harus menunjuk pada waktu tertentu dalam definisi yang jelas. Sejalan dengan ini data yang dikumpulkan harus menunjuk pada periode waktu tertentu dengan definisi yang jelas.

5. Unit individual

Dalam suatu sensus pencacahan dilakukan secara langsung dan tidak melalui registrasi. Hal ini sekalipun mekanisme pengumpulan informasi memberikan kemungkinan untuk mencatat informasi bersama dari semua anggota rumah tangga atau keluarga atau kelompok secara keseluruhan. Secara tegas, prosedur pengumpulan data yang mencatat "data total" atau ringkasan" bagi kelompok-kemlompok individu bukanlah sensus, karena karakteristik dari berbagai individu tidak saling berhubungan.

6. Kompilasi Publikasi 

Paling sedikit kompilasi dan publikasi data harus dilakukan menurut geografis wilayah dan semua variabel demografi dasar, hal mana merupakan bagian integral dari suatu sensur penduduk. Walaupun suatu sensus penduduk nasional resmi mengandung ciri-ciri seperti telah dikemukakan, pada waktu yang bersamaan dapat pula diterapkan pengumpulan data mengenai topik-topik tambahan dengan menggunakan teknik-teknik sampling.

3. Sensus Penduduk di Indonesia

Di Indonesia seperti di lain-lain di dunia, perhitungan penduduk untuk tujuan terbatas seperti untuk perpajakan dan penentuan jumlah wajib kerja telah ada sejak dulu. Raja-raja Nusantara seperti Raja Lombok dan Raja-raja Mataram telah berusaha melakukan perhitungan jumlah rakyat masing-masing.

Di Zaman kolonial, telah disebut sebelumnya adanya sensus penduduk Raffles angka jumlah penduduk dari sensus ini sering digunakan sebagai pangkal tolak pembicaraan-pembicaraan perkembangan penduduk di abad ke-19. Raffles melakukan perhitungan jumlah penduduk dalam rangka penetapan sistem pajak tanah (land rent). Pemerintah kolonial Belanda antara tahun 1880 hingga 1905 mengadakan sensus-sensus penduduk dengan periode lima tahun sekali.

4. Registrasi Kejadian Vital dan Penduduk

Pada umumnya sistem registrasi kejadian-kejadian vital dibedakan dari sistem registrasi penduduk. Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dipelihara penguasa setempat di mana biasanya dicatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, perubahan nama, perubahan tempat tinggal. Catatan dibuat bagi tiap individu, dengan perubahan-perubahan dilakukan selama masa hidupnya. Perubahan nama, perubahan pekerjaan, dan perubahan tempat tinggal tidak termasuk ke dalam registrasi kejadian-kejadian vital. Sedangkan sistem registrasi kejadian-kejadian vital bertalian dengan registrasi seperti kelahiran, kematian, kematian janin, abortus, perkawinan, dan perceraian.



Bab V

Komposisi dan Piramida Penduduk


1. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomis, maupun sosial. Umpamanya penting dalam pertaliannya dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggupan, dan jumlah penduduk usia sekolah. Perbedaan yang besar mungkin terdapat antara negeri-negeri tertentu dalam hal komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

Angka rasio jenis kelamin dapat dihitung menurut golongan-golongan umur samping bagi penduduk total. Angka-angka rasio jenis kelamin menurut golongan umur ini disebut sebagai "age specific sex rations".

2. Tipe-tipe piramida Hidup

Piramida penduduk menyajikan lukisan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bagi suatu wilayah. Sampai derajat tertentu, riwayat penduduk suatu negeri dapat dibaca dari piramida penduduk negeri yang bersangkutan. Bentuk-bentuk piramida penduduk tidak saja dapat berbeda antar negeri melainkan juga antar waktu di suatu negeri. 

3. Pengaruh Kematian, Kelahiran, dan Migrasi Terhadap Bentuk Piramida Penduduk

Sekitar 100 tahun diperlukan untuk menghasilkan suatu piramida baru, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menggantikan semua penduduk yang menyusun suatu piramida di suatu daerah atau negara. Tanpa migrasi atau kalaupun ada dalam jumlah yang relatif sedikit maka penambahan dan pengurangan penduduk hanya terjadi melalui kelahiran dan kematian. Turunnya moralitas terlenih-lebih pertama-tama jika hal ini terjadi pada umur-umur sangat muda yaitu umur-umur permulaan kehidupan, maka dalam keadaan fertilitas tetap tinggi, secara keseluruhan umur penduduk menjadi lebih muda.

4. Cara-cara Penggambaran Piramida Penduduk

Piramida penduduk juga sebenarnya merupakan penyajian secara grafis jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Penggambaran piramida penduduk dapat didasarkan baik atas angka-angka proporsi atau presentase. Sebagai ilustrasi dapat dilihat gambar piramida penduduk australia untuk tahun 1966 dalam angka-angka mutlak. Piramida penduduk dengan angka-angka mutlak selain menunjukkan jumlah penduduk untuk tiap-tiap golongan umur dan jenis kelamin. Penggambaran suatu piramida penduduk dimulai dengan menarik dua sumbu yang saling tegak lurus, yaitu yang satu sumbu horizontal dan yang lainnya sumbu vertical. 

Tiap skala pada sumbu horisontal menunjukkan jumlah penduduk tertentu (mutlak atau relatif) dari golongan-golongan umur yang digambarkan pada sumbu vertical.

Vanny Rosa Marini KPI 1A_tugas 6 sosiologi_Metode Sosiologi

Vanny Rosa Marini 
NIM: 1113051000025

 

 

METODE SOSIOLOGI

 

            Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umunya yang menggunakan beberapa metode ilmiah untuk penelitian lapangannya, begitupun juga Sosiologi yang berfungsi untuk memahami masyarakat dan hubungannya.

 

Metode sosiologi menurut Paul B. Horton :

1.      Studi Cross-sectional dan Longitudinal

Studi Cross-sectional: Pengamatan pada daerah yang luas pada jangka waktu tertentu.

Longitudinal: Studinya berlangsung sepanjang waktu dengan menyertakan pengamatan sebelum dan sesudahnya.

2.      Eksperimen Laboratorium dan Eksperimen Lapangan

Eksperimen Laboratorium: Subjek orang dikumpulkan dalam satu tempat, kemudian diberi pengalaman dan dicatat kesimpulannya.

Eksperimen Lapangan: Subjek orang berada di luar ruangan, diberi pengalaman baru kemudian diamati hasilnya.

3.      Penelitian Pengamatan

Hampir sama dengan Eksperimen namun tidak memberikan pengaruh terjadinya suatu kejadian.

 

Metode sosiologi menurut Soerjono Soekanto :

1.      Metode Kualitatif

Mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka yang bersifat eksak. Dalam metode ini terdapat 3 jenis metode lagi, yaitu:

-          Metode Historis: Menganalisis peristiwa yang terjadi di masa lampau untuk mengamati perubahannya.

-          Metode Komparatif: Studi yang mementingkan perbandingan antar masyarakat.

-          Metode Studi Kasus: Pengamatan terhadap suatu kelompok maupun individu dengan cara wawancara, memberikan daftar pertanyaan dan keterlibatan sang pengamat.

2.      Metode Kuantitatif

Penelitian yang menggunakan angka-angka yang dapat diukur, juga dapat disebut metode statistik, yaitu gejala masyarakat sebelum diukur dapat diteliti lebih dulu.

 

Metode sosiologi yang lainnya :

1.      Metode Deduktif

Metode berpikir hal-hal yang umum untuk bisa ditarik kesimpulan yang lebih khususnya, dapat disebut juga Metode Teori Sentris. Data dan fakta dianalisis berdasarkan kesimpulan yang sudah ada.

2.      Metode Induktif

Mempelajari gejala-gejala khusus untuk bisa diambil kesimpulan yang bersifat umumnya. Metode ini dilakukan dengan cara menarik kerangka umum dari data-data yang dianggap khusus.

3.      Metode Empiris

Mengutamakan fakta atau pengalaman nyata yang ada di masyarakat.

4.      Metode Rasional

Mengutamakan penalaran akal dan logika untuk memahami suatu masyarakat.

5.      Metode Fungsional

Digunakan untuk menilai fungsi dari lembaga sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat.

 

 

Sumber:

Soyomukti Nurani. 2000. Pengantar Sosiologi. Ar-Ruzz Media: Jogjakarta

Santika Oktaviani Fajrin_KPI 1A_Tugas 6_Metode Sosiologi

Metode-metode Sosiologi
 
Metode penelitian dalam sosiologi sebagaimana dikemukakan oleh Paul B. Hotton antara lain :
 
a.       Studi Cross-sectional
     Suatu pengamatan yang meliputi daerah yang luas dalam jagka waktu tertentu.
 
b.       Studi Longitudinal
     Suatu pengamatan yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan serangkaian pengamatan sebelum dan susudahnya.
 
c.       Eksperimen Laboratorium
     Subjek orang yang dikumpulkan dalam suatu tempat (Laboratorium) yang kemudian diberi pengalaman oleh peneliti dan kesimpulan-kesimpulan dari pengalaman itu dicatat hasilnya.
 
d.      Eksperimen Lapangan
     Pemngamatan di luar laboratorium dimana peneliti memberikan pengalaman-pengalaman baru kepada objek secara umum kemudian diamati hasilnya.
 
e.       Penelitian pengamatan
     Penelitian pengamatan hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini kita tidak memengaruhi terjadinya suatu kejadian.
 
Menurut Soejono Soekanto pada dasarnya metode yang digunakan dalam sosiologi ada 2(dua), yaitu :
 
1.      Metode Kualitatif
     Metode yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak walaupun bahan-bahan tersebut secara nyata ada dalam masyarakat.
Beberapa jenis metode kualitatif, anatar lain :
·           Metode Historis
Metode yang menggunakan analisis atas peristiwa yang terjadi di masa lampau untuk menghasilkan 
prinsip-prinsip umum dari pola-pola sosial, proses, dan perubahannya.
 
·           Metode Komparatif
Metode yang mementingkan perbandingan antara berbagai jenis masyarakat beserta bidang-bidangnya.
 
·           Metode Studi Kasus
      Metode pengamatan tentang suatu keadaan kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, maupun
      individu-individu.
 
2.      Metode Kuantitatif
Penelitian yang menggunakan bahan-bahan penelitian berupa amgka-angka sehingga gejala yang diteliti dapat diukur dengan sekala, neraca, indeks, tabel, dan formula.
 
Selain metode di atas, ada metode-metode atau penalaran lain yang perlu dipahami, antara lain :
a.       Metode Deduktif
     Metode berpikir yang dimulai dari hal-hal yang berlaku umum untuk menarik kesimpulan yang khusus.
 
b.      Metode Induktif
     Metode berpikir dengan mempelajari gejala-gejala khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
 
c.       Metode Empiris
     Metode yang mengutamakan keadaan-keadaan dari pengalaman nyata yang ada di masyarakat.
 
d.      Metode Rasional
     Metode yang mneggunakan penalaran dan logika akal sehat untuk memahami suatu masyarakat.
 
e.       Metode Fungsional
     Metode yang digunakan untuk menilai kegunaan lembaga-lembaga sosial masyarakat dan struktur sosioal masyarakat.
 
 
Daftar pustaka:
Soyomukti Nurani. 2010. Pengantar Sosiologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Cari Blog Ini